Ajang modest fashion terbesar di Indonesia, Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2026, telah resmi dibuka pada hari Kamis, 7 November, di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City, Tangerang. Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, pembukaan kali ini secara gamblang menunjukkan kekuatan sinergi dan kolaborasi lintas kementerian yang solid.
Acara pembukaan ini bukan hanya sekadar perayaan mode, tetapi juga sebuah pernyataan sikap yang kuat. Pemerintah Indonesia serius untuk mewujudkan satu visi besar: menjadikan Indonesia sebagai pusat mode muslim dan kiblat modest fashion dunia.

Kehadiran sejumlah menteri kabinet menjadi bukti nyata dari komitmen tersebut. Di antaranya adalah Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, serta Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga.
Visi Besar: Menguasai Pasar Modest Fashion Global
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menyatakan optimismisme tinggi bahwa Indonesia mampu meraih posisi sebagai kiblat modest fashion dunia. Menurutnya, JMFW adalah panggung utama untuk memamerkan produk-produk terbaik karya desainer Tanah Air.
“Kita optimistis bisa (jadi kiblat modest fashion dunia),” ujar Mendag Zulkifli Hasan.
Optimisme ini didasari oleh potensi pasar yang luar biasa besar. Mendag memaparkan data bahwa nilai pasar fashion muslim global saat ini mencapai 351 miliar dolar AS.
Namun, ia juga menyoroti tantangan yang ada. Saat ini, nilai ekspor fashion muslim Indonesia baru berada di angka 5,19 miliar dolar AS. Angka ini menunjukkan bahwa peluang pasar yang belum tergarap masih sangat luas.
“Pasarnya besar sekali, 351 miliar dolar AS, ekspor kita baru 5,19 miliar dolar AS. Jadi, masih ada peluang besar,” jelasnya.
Kunci Sukses: Kekuatan Kolaborasi Lintas Sektor
Mendag Zulkifli Hasan menegaskan bahwa untuk merebut peluang besar tersebut, tidak bisa berjalan sendiri-sendiri. Kolaborasi adalah kuncinya.
Inilah yang membuat JMFW 2026 terasa istimewa. Ajang ini adalah hasil kerja sama solid dari berbagai kementerian, termasuk Kementerian Perdagangan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Kementerian Agama (Kemenag), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbudristek), Kementerian PPPA, hingga Kementerian BUMN.
Semangat kolaborasi ini juga diamini oleh Menparekraf Sandiaga Uno. Ia bahkan menyebut JMFW 2026 sebagai perhelatan JMFW terbaik yang pernah diselenggarakan.
“JMFW kali ini adalah yang terbaik, karena kuncinya kolaborasi,” kata Sandiaga Uno.
‘Lebaran’ Ekonomi Kreatif dan Pemberdayaan Perempuan
Sandiaga Uno menyebut JMFW sebagai “lebaran” bagi para pelaku ekonomi kreatif di Indonesia, khususnya di subsektor fashion. Ia menetapkan target yang jelas: membawa Indonesia masuk ke dalam “Top 5” negara pengekspor fesyen muslim dunia.
Di sisi lain, kehadiran Menteri PPPA Bintang Puspayoga menyoroti dimensi lain dari JMFW, yaitu pemberdayaan perempuan.
Menteri Bintang menjelaskan bahwa keterlibatan kementeriannya adalah untuk memastikan program ini memberikan dampak nyata bagi pemberdayaan ekonomi perempuan. Mengingat sektor fashion dan industri kreatif adalah salah satu sektor yang didominasi oleh perempuan, JMFW 2026 menjadi platform strategis untuk mengangkat kemandirian dan kesejahteraan perempuan Indonesia.
Kesimpulan
Pembukaan Jakarta Muslim Fashion Week 2026 bukan sekadar seremoni. Ini adalah penegasan bahwa Indonesia bergerak secara terpadu dan strategis. Dengan kolaborasi yang kuat antar kementerian, dukungan penuh pemerintah, dan potensi pasar global yang masif, mimpi menjadikan Indonesia sebagai pusat mode muslim dunia kini terasa semakin dekat untuk diwujudkan.
